Minggu, 14 Desember 2008

Untuk dia, wanita yang lembut hatinya

Hari ini, dua puluh satu tahun kau bersama bumi telah mengitari matahari,
Dan dua puluh satu tahun pula bulan telah mengitarimu
Bukan umurmu yang kian bertambah,
Tapi waktu hidupmu yang kian berkurang
Bukan pula kebahagiaanmu yang harus kau rayakan,
Tapi kesedihanmu karena semakin dekat akhir hidupmu
Bukan pula ucapan selamat yang harus kuberikan,
Tapi apa saja yang telah kau lakukan dalam hidupmu?
Apakah kau telah cukup berguna untuk sesamamu?
Apakah kau telah cukup berbagi dengan saudara dan sahabatmu?
Apakah kau telah cukup berbakti pada kedua orang tuamu?
Apakah kau telah cukup mensyukuri nikmat Tuhanmu?

NB: Untuk Adelsy aku persembahkan puisi ini

Penciptaan

Kau adalah jiwamu yang telanjang berdiri di angin dan meleleh di matahari
Yang telah ada sebelum waktu penciptaan langit & bumi
Yang bersemayam bersama roh - roh keabadian di kerajaan surga
Dan menunggu ditiupkannya wujudmu yang fana ke dunia
Berkelana ke langit yang tak terhingga
Mengarungi dunia mimpi - mimpi
Melayang ke ufuk cakrawala
Tetapi di sini kau adalah tawanan ragamu
Yang terkekang dalam belenggu ruang & waktu
Kebahagiaan & kesedihan sebagai rumah pengajaranmu
Dan pencarianmu yang mutlak akan arti hidup
Hingga datangnya jiwa maut yang berdiri di hadapan tubuh kehidupanmu
Membebaskan nafas dari helaan & embusan yang tak kunjung henti
Agar bisa melambung & meluas mencari Tuhan tanpa beban

NB: untuk Agnes, aku persembahkan puisi ini......inspirasinya dari puisi Gibran yang berjudul Senandung manusia