Senin, 17 Agustus 2009
Akulah air, Engkaulah api
Aku mencintai api karena sifatnya yang menghangatkan air
"Api tak akan mungkin bersatu dengan air": itu katamu
Maka cinta manakah yang dapat menyatukan keduanya?
Ratapan air tak kan pernah menjadikannya api
Tak kan pula merubahnya menjadi angin yang mengobarkan api
Tangisan air hanya akan meresapi tanah,
Dan menjadikannya tanah yang basah
Kini, akulah tanah yang basah itu
Keyword: Cinta, Berbeda, Agama & keyakinan
NB: Inpirasi dari kata2 "Akulah air,Engkaulah angin" dari kitab "Matsnawi" nya Rumi..., kata2 selebihnya adl ungkapan perasaan pribadi
Ketika
Suatu hari, tibalah waktunya bercinta bersama musim semi. Ia menggiring kami ke tiang gantung yang suci. Kita saling mengikat janji dan ruh menyatu dalam sucinya pernikahan.
Tahun demi tahun berlalu, bersamanya pemandangan ritual kelahiran dan kematian. Kegembiraan tergantikan. Kita pun hidup merana mengabarkan keimanan seseorang.
Ketika sudah tua renta, engkau duduk di samping tungku membaca lirih tulisan ini. Engkau kenang keindahan, cahaya, dan pandangan memukau yang pernah engkau lihat.
Betapa banyak laki - laki yang terpesona dengan kecantikan dan keindahan pipimu. Tetapi, hanya satu laki - laki yang mencintai jiwamu. Ia terpesona pada air mukamu yang mulai menampakkan tanda - tanda menahun.
Sambil duduk di depan api tungku yang menyala - nyala akan engkau katakan, "Ah, masa-masa meronanya cinta yang indah telah berlalu. Cinta telah terbang di balik gunung, kemudian menghilang nan jauh di sana, di antara sekumpulan bintang yang merajut harmoni".
Itulah peristiwa yang tidak mungkin dihapus perjalanan waktu. Bagaimana mungkin kulupakan saat-saat tegap dan berwibawa, masa-masa jatuh cinta, ketulusan, dan peribadahan. Kini aku merangkak seorang diri di hadapan tiang gantungan yang suci, menyimak bisikan ruh yang abadi.
NB : untuk Dhitya aku persembahkan, inspirasi dari puisi William Blake
Minggu, 14 Desember 2008
Untuk dia, wanita yang lembut hatinya
Dan dua puluh satu tahun pula bulan telah mengitarimu
Bukan umurmu yang kian bertambah,
Tapi waktu hidupmu yang kian berkurang
Bukan pula kebahagiaanmu yang harus kau rayakan,
Tapi kesedihanmu karena semakin dekat akhir hidupmu
Bukan pula ucapan selamat yang harus kuberikan,
Tapi apa saja yang telah kau lakukan dalam hidupmu?
Apakah kau telah cukup berguna untuk sesamamu?
Apakah kau telah cukup berbagi dengan saudara dan sahabatmu?
Apakah kau telah cukup berbakti pada kedua orang tuamu?
Apakah kau telah cukup mensyukuri nikmat Tuhanmu?
NB: Untuk Adelsy aku persembahkan puisi ini
Penciptaan
Yang telah ada sebelum waktu penciptaan langit & bumi
Yang bersemayam bersama roh - roh keabadian di kerajaan surga
Dan menunggu ditiupkannya wujudmu yang fana ke dunia
Berkelana ke langit yang tak terhingga
Mengarungi dunia mimpi - mimpi
Melayang ke ufuk cakrawala
Tetapi di sini kau adalah tawanan ragamu
Yang terkekang dalam belenggu ruang & waktu
Kebahagiaan & kesedihan sebagai rumah pengajaranmu
Dan pencarianmu yang mutlak akan arti hidup
Hingga datangnya jiwa maut yang berdiri di hadapan tubuh kehidupanmu
Membebaskan nafas dari helaan & embusan yang tak kunjung henti
Agar bisa melambung & meluas mencari Tuhan tanpa beban
NB: untuk Agnes, aku persembahkan puisi ini......inspirasinya dari puisi Gibran yang berjudul Senandung manusia
Rabu, 15 Oktober 2008
Heung joh chow heung yau chow
Luapan emosi mendadak menyatukan mereka bersama
Kecantikan adalah hal yg pasti, tapi ketidak pastian lebih cantik
Karena pada awalnya mereka tidak saling kenal
Mereka rasa tidak ada yg terjadi diantara mereka
Apa dari jalanan, tangga dan lorong
Kemana mereka pergi
Saling berpapasan dulu sekali?
Aku mau tanya mereka apa mereka ingat
Mungkin di pintu berputar mereka berhadap hadapan?
Ucapan 'permisi' dikeramaian
Atau suara 'salah nomor' pada penerima
Tapi aku tahu jawaban mereka:
Tidak, mereka tidak ingat
Mereka akan sangat terkejut
Mengetahui sejak lama
Kesempatan mempermainkan mereka
Belum siap sepenuhnya
Untuk berubah menjadi takdir untuk mereka berdua
Mendekati mereka, dan mundur
Berdiri di jalan mereka
Menyembunyikan tawa, melompat kesamping
Hidup penuh dengan kebetulan
Bahkan kedua garis paralel suatu hari mungkin akan bertemu
sumber: "Turn left turn right" movie
Selasa, 14 Oktober 2008
Pesan untuk manusia !!!
Aku hidup di masa yang aku benci
Yang menjadi masa yang menyenangkan bagi manusia lainnya
Dimana manusia menjadi sangat bodoh dan tak peduli pada alam sekitarnya
Matahari yang dulu begitu hangat membelaiku dengan sinarnya
Kini terasa sangat panas dan membakar kulitku
Di gunung, di lembah dan di antara bukit tinggi menjulang
Tak lagi dingin dan menyejukkan hati
Hutan yang dulu hijau asri tempatku berteduh
Kini telah tandus dan pohonnya tak lagi tumbuh
Pantai yang dulu tempat bermain menyenangkan bagiku
Dengan ombak biru dan pasir putihnya yang berkilauan
Kini penuh dengan sampah dan bau busuk menyengat
Udara yang dulu begitu segar dalam hirupanku
Kini terasa menyesakkan dadaku
Dan mata air yang dulu jernih mengalir sepanjang sungai
Kini telah tercemar dan terasa gatal bagi tubuhku
Kebodohan apa lagi yang kan manusia lakukan?
Demi dalih agama dan kehormatan kau menyerang negeriku
Membunuh saudara – saudaraku
Dan membuat anak-anak menjadi yatim dan perempuan menjadi janda
Mencemari air dengan darah saudaraku
Dan membiarkan tubuhnya busuk menyebarkan penyakit
Nyawa manusia menjadi begitu tak berharga di matamu
Mengapa kautinggalkan anak istrimu demi mengejar kematian di negeri jauh?
Demi kepentingan mereka yang membeli kehormatan dengan darahmu
Dan derajat tinggi dengan kesedihan ibumu
Sungguh, kebodohan apa lagi yang kan manusia lakukan?
NB: pemikiran & renungan gw tentang global warming akibat ulah manusia, secara perlahan tapi pasti, mereka telah menghancurkan masa depan (anak cucu) mereka sendiri. Akankah penyesalan selalu datang terlambat?
Senin, 13 Oktober 2008
Syair dan senandung cinta Ibn al-Faridh
Aku mencintai-Mu dengan dua cinta
Cinta karena keinginan aku mencinta dan cinta yang menjadi hak-Mu
Aku selalu sibuk mengingat-Mu dan melupakan selain-Mu
Itulah cinta karena keinginan aku mencinta
Penyingkapan segala takbir oleh-Mu sehingga aku dapat melihat-Mu
Itulah cinta yang menjadi hak-Mu
Aku tidak berhak mendapat pujian atas kedua cinta itu
Tetapi hanya bagi-Mulah segala puji atas kedua cinta itu
Aku beribadah kepada Allah SWT bukan karena takut api neraka dan bukan juga karena mengharapkan surga
Jika aku beribadah kepada-Nya karena takut kepada neraka atau karena mengharapkan surga
Maka aku tidak ubahnya sebagai sahaya tak tahu diri
Yang hanya mau bekerja di kala takut
Padahal, aku beribadah kepada-Nya karena mencintai dan merindukan-Nya
____________________________________________________________
Cinta itu kehidupan
Matilah dengan membawa cinta
Hakmu itu bernama kematian dan memperoleh ampunan
Siapa yang tidak mati dalam cinta-Nya
Ia tidak hidup dengan cinta-Nya
Madu tidak akan di peroleh
Jika tidak ada usaha untuk mencari
Katakanlah...
Kepada orang-orang yang mendahuluiku
Kepada orang-orang yang menyusulku
Kepada orang-orang yang menyaksikan berbagai kesedihanku
Ambillah
Teladanilah diriku
Dengarkanlah ucapanku !
____________________________________________________________
Allah telah membagikan karunia kepada para hamba-Nya
Orang yang jatuh cinta mendendangkan rasa cintanya
Orang yang hatinya bersih bertasbih
Demi Allah
Tasbih itu ibadah terbaik
Ini bagi orang-orang yang tekun beribadah
Tasbih layak dilakukan oleh semua orang
__________________________________________________________
Wahai Teman bicaraku
Tenteramkanlah jiwaku di Mekah
Tentu bila Engkau hendak membahagiakanku
Di sana aku merasa terhibur
Di sana mikraj kesucian dan maqamku
Di sana maqam dan fath tampak
Apakah cahaya kilat tampak terang dengan mengkilap?
Ataukah di bebukitan Najd aku dapat menyaksikan pelita?
___________________________________________________________
Wahai penunggang unta yang kuat!
Kamu akan selamat dari kebinasaan
Bila kamu telah menyeberangi kesedihan
Atau kamu telah menempuh jarak yang sangat panjang
Dan telah melewati kebun pohon siwak
Datanglah ke suatu lembah yang menebarkan harum semerbak
Sampaikanlah salamku kepada penghuni di sana
Katakan........
Aku meninggalkan lembah
Aku meninggalkan mereka semua dalam keadaan sangat dahaga
Demi Mekah...
Demi maqam Ibrahim
Demi orang yang mengunjungi baitullah al-haram dengan mengucapkan talbiyah
Ketika angin timur mendoyongkan pohon ruba
Angin itu membawa hadiah dari kalian berupa kebahagiaan
_____________________________________________________________
Aku segera datang
Kepada setiap hati yang sibuk dengan cinta
Kepada setiap lisan yang senantiasa mengucapkan kata cinta
Kepada setiap pendengaran yang tidak mendengarkan cacian
Kepada setiap pelupuk mata yang tidak mau pejam
Tidak ada cinta yang tidak membangkitkan gelora
Tidak ada cinta yang tidak memendam kerinduan
Siksalah dirimu sesukamu
Niscaya kamu akan mendapatkan kekasih yang paling setia
Niscaya kamu akan mendapatkan kekasih yang gembira
Melakukan segala sesuatu yang kamu sukai
Habisilah sisa rohmu
Tiada berguna suatu cinta
Bila ia masih berada bersama roh
___________________________________________________________
Setiap anggota badanku dapat melihat-Nya
Meski Ia tak hadir di sisiku dalam setiap zat yang halus lembut,jernih, dan bahagia
Dalam nada kecapi dan seruling yang merdu
Berbaur menyatu dalam alunan yang bergetar
Di padang rumput rusa yang hijau subur
Dalam kesejukan senja
Dalam sinar – sinar cahaya pertama di fajar menyingsing
Dalam hujan berkabut yang turun dari awan
Ke hamparan bunga yang bercahaya
Ketika angin sepoi – sepoi
Menyeret jubahnya
Menyebarkan kepadaku semerbak wangi
Harum mawar di fajar yang lembut
____________________________________________________________
Ketika kami berjumpa di sore hari
Kami dipertemukan oleh jalan rumahnya dan rumahku
Kami pun mencari tempat di sudut kampung
Tidak ada orang yang memperhatikan
Tidak ada orang yang memfitnah
Aku menyiapkan pipiku untuknya
Bagai tanah menanti tetesan embun
Ia berkata....
”Kabar gembira bagimu,engkau akan mendapatkan kecupanku”
Aku tidak mengizinkan diriku menerimanya
Agar ia terjaga dari perbuatan burukku
Karena aku memiliki tujuan lain yang mulia
Kami menikmati malam di atas angan – angan
Aku melihat kerajaan milikku
Waktu itu hamba sahayaku
___________________________________________________________
Aku mencintainya karena tubuhnya yang ramping dan bokongnya yang padat
Bagai purnama yang keindahannya sangat mengagunkan
Alangkah indahnya bermalam bersama dalam suasana dingin
Ketika pipinya menyentuh pipiku dalam sebuah pelukan
___________________________________________________________
Segala ujian yang menimpaku itu anugerah
Ujian itu tidak dapat mematahkan tekadku
Suatu bencana yang aku alami tidak dapat memalingkanku dari jalan-Mu
Demikian juga musibah yang menimpaku
Ia tidak dapat memalingkanku dari cintaku
Apabila pada suatu hari aku berpaling darinya
Itu berarti aku telah meninggalkan agamaku
__________________________________________________________
Dia menguasai mereka dalam kedua genggaman-Nya
Tidak ada tawar menawar
Satu genggaman akan berada dalam kenikmatan
Satu genggaman lagi akan berada dalam kesengsaraan
___________________________________________________________
Jiwaku sebagai tebusan bagi-Mu
Wahai Zat yang berkunjung di malam hari
Wahai Penghibur kesepianku di keheningan malam
Apabila kita berpisah dengan datangnya subuh
Maka selamanya tidak ada subuh lagi
___________________________________________________________
Janganlah engkau mencintai-Ku
Apabila engkau tidak fana dalam diri-KU
Engkau tidak akan fana
Apabila gambar-Ku tidak tampak dalam dirimu
Janganlah mengaku cinta kepada-Ku
Berikan hatimu kepada yang lain
Buanglah kesesatanmu
Janganlah berhubungan dengan-Ku
Aku tidak akan menerimamu
Selama engkau masih hidup
Jika cintamu tulus
Matilah!
Itulah bukti kecintaan
Jika tidak
Engkau tidak akan mendapatkan cinta-Ku
Lakukan hal itu atau jangan mencoba lagi mencintai-Ku !
___________________________________________________________
Cintaku kepada-Mu membuatku menjauhi orang yang menemaniku
Kehidupan yang aku jalani membuatku suka memutus tali keakraban
Ada empat hal yang membuat aku menjauh dari tempat tinggalku
Masa mudaku, akalku, masa lajangku, dan masa sehatku
Aku merasakan ketenangan setelah meninggalkan negeriku
Dengan kesendirian.....
Aku merasa terhibur
Dengan seorang teman...
Aku merasa kesepian
(Ibn al-Faridh)