Senin, 13 Oktober 2008

Syair dan senandung cinta Ibn al-Faridh

Aku mencintai-Mu dengan dua cinta

Cinta karena keinginan aku mencinta dan cinta yang menjadi hak-Mu

Aku selalu sibuk mengingat-Mu dan melupakan selain-Mu

Itulah cinta karena keinginan aku mencinta

Penyingkapan segala takbir oleh-Mu sehingga aku dapat melihat-Mu

Itulah cinta yang menjadi hak-Mu

Aku tidak berhak mendapat pujian atas kedua cinta itu

Tetapi hanya bagi-Mulah segala puji atas kedua cinta itu

Aku beribadah kepada Allah SWT bukan karena takut api neraka dan bukan juga karena mengharapkan surga

Jika aku beribadah kepada-Nya karena takut kepada neraka atau karena mengharapkan surga

Maka aku tidak ubahnya sebagai sahaya tak tahu diri

Yang hanya mau bekerja di kala takut

Padahal, aku beribadah kepada-Nya karena mencintai dan merindukan-Nya

____________________________________________________________

Cinta itu kehidupan

Matilah dengan membawa cinta

Hakmu itu bernama kematian dan memperoleh ampunan

Siapa yang tidak mati dalam cinta-Nya

Ia tidak hidup dengan cinta-Nya

Madu tidak akan di peroleh

Jika tidak ada usaha untuk mencari

Katakanlah...

Kepada orang-orang yang mendahuluiku

Kepada orang-orang yang menyusulku

Kepada orang-orang yang menyaksikan berbagai kesedihanku

Ambillah

Teladanilah diriku

Dengarkanlah ucapanku !

____________________________________________________________

Allah telah membagikan karunia kepada para hamba-Nya

Orang yang jatuh cinta mendendangkan rasa cintanya

Orang yang hatinya bersih bertasbih

Demi Allah

Tasbih itu ibadah terbaik

Ini bagi orang-orang yang tekun beribadah

Tasbih layak dilakukan oleh semua orang

__________________________________________________________

Wahai Teman bicaraku

Tenteramkanlah jiwaku di Mekah

Tentu bila Engkau hendak membahagiakanku

Di sana aku merasa terhibur

Di sana mikraj kesucian dan maqamku

Di sana maqam dan fath tampak

Apakah cahaya kilat tampak terang dengan mengkilap?

Ataukah di bebukitan Najd aku dapat menyaksikan pelita?

___________________________________________________________

Wahai penunggang unta yang kuat!

Kamu akan selamat dari kebinasaan

Bila kamu telah menyeberangi kesedihan

Atau kamu telah menempuh jarak yang sangat panjang

Dan telah melewati kebun pohon siwak

Datanglah ke suatu lembah yang menebarkan harum semerbak

Sampaikanlah salamku kepada penghuni di sana

Katakan........

Aku meninggalkan lembah

Aku meninggalkan mereka semua dalam keadaan sangat dahaga

Demi Mekah...

Demi maqam Ibrahim

Demi orang yang mengunjungi baitullah al-haram dengan mengucapkan talbiyah

Ketika angin timur mendoyongkan pohon ruba

Angin itu membawa hadiah dari kalian berupa kebahagiaan

_____________________________________________________________

Aku segera datang

Kepada setiap hati yang sibuk dengan cinta

Kepada setiap lisan yang senantiasa mengucapkan kata cinta

Kepada setiap pendengaran yang tidak mendengarkan cacian

Kepada setiap pelupuk mata yang tidak mau pejam

Tidak ada cinta yang tidak membangkitkan gelora

Tidak ada cinta yang tidak memendam kerinduan

Siksalah dirimu sesukamu

Niscaya kamu akan mendapatkan kekasih yang paling setia

Niscaya kamu akan mendapatkan kekasih yang gembira

Melakukan segala sesuatu yang kamu sukai

Habisilah sisa rohmu

Tiada berguna suatu cinta

Bila ia masih berada bersama roh

___________________________________________________________

Setiap anggota badanku dapat melihat-Nya

Meski Ia tak hadir di sisiku dalam setiap zat yang halus lembut,jernih, dan bahagia

Dalam nada kecapi dan seruling yang merdu

Berbaur menyatu dalam alunan yang bergetar

Di padang rumput rusa yang hijau subur

Dalam kesejukan senja

Dalam sinar – sinar cahaya pertama di fajar menyingsing

Dalam hujan berkabut yang turun dari awan

Ke hamparan bunga yang bercahaya

Ketika angin sepoi – sepoi

Menyeret jubahnya

Menyebarkan kepadaku semerbak wangi

Harum mawar di fajar yang lembut

____________________________________________________________

Ketika kami berjumpa di sore hari

Kami dipertemukan oleh jalan rumahnya dan rumahku

Kami pun mencari tempat di sudut kampung

Tidak ada orang yang memperhatikan

Tidak ada orang yang memfitnah

Aku menyiapkan pipiku untuknya

Bagai tanah menanti tetesan embun

Ia berkata....

”Kabar gembira bagimu,engkau akan mendapatkan kecupanku”

Aku tidak mengizinkan diriku menerimanya

Agar ia terjaga dari perbuatan burukku

Karena aku memiliki tujuan lain yang mulia

Kami menikmati malam di atas angan – angan

Aku melihat kerajaan milikku

Waktu itu hamba sahayaku

___________________________________________________________

Aku mencintainya karena tubuhnya yang ramping dan bokongnya yang padat

Bagai purnama yang keindahannya sangat mengagunkan

Alangkah indahnya bermalam bersama dalam suasana dingin

Ketika pipinya menyentuh pipiku dalam sebuah pelukan

___________________________________________________________

Segala ujian yang menimpaku itu anugerah

Ujian itu tidak dapat mematahkan tekadku

Suatu bencana yang aku alami tidak dapat memalingkanku dari jalan-Mu

Demikian juga musibah yang menimpaku

Ia tidak dapat memalingkanku dari cintaku

Apabila pada suatu hari aku berpaling darinya

Itu berarti aku telah meninggalkan agamaku

__________________________________________________________

Dia menguasai mereka dalam kedua genggaman-Nya

Tidak ada tawar menawar

Satu genggaman akan berada dalam kenikmatan

Satu genggaman lagi akan berada dalam kesengsaraan

___________________________________________________________

Jiwaku sebagai tebusan bagi-Mu

Wahai Zat yang berkunjung di malam hari

Wahai Penghibur kesepianku di keheningan malam

Apabila kita berpisah dengan datangnya subuh

Maka selamanya tidak ada subuh lagi

___________________________________________________________

Janganlah engkau mencintai-Ku

Apabila engkau tidak fana dalam diri-KU

Engkau tidak akan fana

Apabila gambar-Ku tidak tampak dalam dirimu

Janganlah mengaku cinta kepada-Ku

Berikan hatimu kepada yang lain

Buanglah kesesatanmu

Janganlah berhubungan dengan-Ku

Aku tidak akan menerimamu

Selama engkau masih hidup

Jika cintamu tulus

Matilah!

Itulah bukti kecintaan

Jika tidak

Engkau tidak akan mendapatkan cinta-Ku

Lakukan hal itu atau jangan mencoba lagi mencintai-Ku !

___________________________________________________________

Cintaku kepada-Mu membuatku menjauhi orang yang menemaniku

Kehidupan yang aku jalani membuatku suka memutus tali keakraban

Ada empat hal yang membuat aku menjauh dari tempat tinggalku

Masa mudaku, akalku, masa lajangku, dan masa sehatku

Aku merasakan ketenangan setelah meninggalkan negeriku

Dengan kesendirian.....

Aku merasa terhibur

Dengan seorang teman...

Aku merasa kesepian


(Ibn al-Faridh)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Dia dilahirkan di Kairo, tinggal selama beberapa waktu di Mekkah dan meninggal di Kairo. Puisinya secara menyeluruh mengikuti aliran Sufi, dan dia termasuk penyair Arab yang paling luar biasa.
Puisi Shaykh Umar Ibn al-Farid dianggap oleh banyak orang sebagai puncak bahasa Arab, meskipun secara mengherankan dia secara luas tidak diketahui di dunia Barat. (Rumi dan Hafiz, mungkin yang dikenal yang terbaik di sebelah barat penyair Sufi luar biasa, keduanya menulis terutama di dalam bahasa Parsi, tak ada dalam bahasa Arab.) Dua karya agung Ibn al-Farid adalah Ode Minuman Anggur, meditasi indah tentang "minuman anggur" kebahagiaan luar biasa, dan Puisi Jalan Sufi, eksplorasi dalam pengalaman rohani sepanjang jalur Sufi dan barangkali yang paling panjang sepanjang sejarah puisi di bahasa Arab. Puisinya sudah mengilhami berbagai ulasan rohani sepanjang berabad-abad.